“Di Jakarta, yang namanya rejeki ya UANG.
Di kampung, keluarga adalah rejeki terbesar.”
Itulah tulisan salah seorang sahabat saya saat berdiskusi via BBM.
Itulah tulisan salah seorang sahabat saya saat berdiskusi via BBM.
Ya, itulah salah satu hal yang kusesali sebelum aku mengambil keputusan besar ini. Keputusan untuk kembali ke kampung, dan memulai semuanya dari NOL. Menginstal kembali diri dalam ruang baru–tak benar-benar baru sebenarnya, karena aku tumbuh di sana sejak kecil.
Setelah sekian lama meniti karir di kota besar, meninggalkannya adalah sebuah keputusan besar dan bodoh bagi sebagian orang. Tapi, itu tidak bagiku. Keputusan besar untuk bangkit menjadi lebih besar dari posisi sekarang.
Sekilas, tak banyak peluang yang bisa dikerjakan di kampung. Namun, kalau kita mau melihatnya secara mendalam, sebenarnya banyak sekali peluang yang bisa dikembangkan dari kehidupan di kampung. Saya yakin, dengan mengucapkan bismillah–memohon bimbingan dan petunjuka Allah BISA. Read the rest of this entry »
Siang itu, hape saya berdering. Telepon dari salah seorang alumni senior di Jakarta.
“Lid, lagi nek endi?” tanyanya.
“Lagi nek kantor, Kak,” jawabku.
“Ngerti gak, Pak Syarif iku terlantar nek Pulogadung?” tanyanya keras.
“Haaahhh…! Kok bisa?” tanyaku penuh tanya.
“Jadi, ceritanya, Pak Syarif itu ada urusan di Jakarta terus mau pulang kampung tapi kehabisan uang. Terus telpon aku,” ceritanya. Read the rest of this entry »
Ibadah Nyaman, Khusyuk, dan Hemat
Solusi Digital Printing Anda
Pemurnian Akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah dari Polusi Ajaran Wahabiyah
dan Studi Hubungan Internasional
dahlaniskan.wordpress.com
Community Development PT Riung Mitra Lestari
Yang Seru & Unik di Lamongan
Furniture | Meubel | Kayu Jati Pilihan
Ruang Privat untuk Berbagi