Bapak termasuk orang yang tak pernah mendesakku untuk segera menikah. Yang kuingat beliau justru mendesakku untuk mencarikan calon buat mbakku (dulu sebelum menikah) dan adikku. Kalau urusan denganku, beliau justru hanya menyindir saja.
Keadaan pun berbalik 180 derajat, saat suatu pagi aku mengungkapkan ingin menikah. Ya, saking senangnya dengan calon istri yang kuajukan, Bapak terlihat begitu bersemangat aku menikah. Kupikir, Bapak tak pernah menyangka bahwa perempuan yang kuajukan menjadi istriku adalah dia.
“Mosok se, emang dia mau?”
Pertanyaan Bapak meragukan kesediaan si perempuan menjadi istriku. Saking tak percayanya.
“Kamu serius ta, Cung?” tanya beliau lagi. Seakan kurang yakin dengan pilihanku.
“Yo tenanan tho, Bapak…” jawabku mantab, ketika itu.
Kulihat wajahnya mencerah, bahagia.
Tak mengira, beliau akan punya menantu yang tak disangka-sangkanya.
Hingga akhirnya, aku naik ke pelaminan, Bapakku tak pernah menyaksikannya. Karena beliau harus memenuhi panggilan Allah lebih awal. Semoga Allah merahmatimu… Amin…
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah,
CARILAH CALON MENANTU YANG BAIK UNTUK ORANGTUAMU.
Carilah calon yang hanya dengan mengetahuinya saja, orangtuamu akan bahagia.
Bukan calon menantu yang justru menimbulkan konflik dan pertentangan antar keluarga.